Sabtu, 17 Oktober 2009

Doa Untuk Kedua Orang Tua



Sesungguhnya jasa orang tua kita tidak terhitung banyaknya. Ibu kita mengandung selama 9 bulan kemudian melahirkan kita dengan resiko nyawa melayang. Ketika kita masih bayi tak berdaya, mereka beri kita minum dan makanan. Ketika kita buang air, tanpa jijik mereka membersihkan kita dengan penuh cinta. Kita diberi pakaian dan juga pendidikan.

Mereka sabar menghadapi kemarahan kita, rengekan, kenakalan, bahkan mungkin ketika kita masih kecil/balita pernah memukul mereka. Mereka tetap mencintai kita. Jadi jika kita merasa kesal dengan mereka, apalagi jika mereka begitu tua sehingga kelakuannya kembali seperti anak-anak, ingatlah kesabaran mereka dulu ketika menghadapi kita. Bagi yang sudah memiliki anak tentu paham tentang kerewelan anak-anak yang butuh kesabaran yang sangat dari orang tua.
Adakah kita mampu membalasnya?


Bahkan seandainya orang tua kita tak berdaya sehingga untuk buang air kita yang membersihkannya, itu tidak akan sama. Orang tua membersihkan kita dengan penuh cinta dan harapan agar kita selamat dan panjang umur. Sementara si anak ketika melakukan hal yang sama mungkin akan merengut dan bertanya kapan “ujian” itu akan berakhir.
Begitulah. Seperti kata pepatah, “Kasih anak sepanjang badan, kasih ibu sepanjang jalan” Tidak bisa dibandingkan.

Oleh karena itu hendaknya kita berbakti pada orang tua kita. Minimal kita mendoakan mereka:
Apabila anak Adam wafat putuslah amalnya kecuali tiga yaitu sodaqoh jariyah, pengajaran dan penyebaran ilmu yang dimanfaatkannya untuk orang lain, dan anak yang mendoakannya. (HR. Muslim)

Jika kita tidak berdoa untuk orang tua kita, maka putuslah rezeki kita:
Apabila seorang meninggalkan do’a bagi kedua orang tuanya maka akan terputus rezekinya. (HR. Ad-Dailami)

Oleh karena itu sebagai anak yang berbakti hendaknya kita senantiasa berdoa untuk ibu bapak kita. Di antara doa-doa untuk orang tua yang tercantum dalam Al Qur’an adalah sebagai berikut:

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah:

Robbirhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” [Al Israa’:24]

Robbanaghfir lii wa lii waalidayya wa lilmu’miniina yawma yaquumul hisaab

“Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat).” [Ibrahim:14]

Robbighfir lii wa li waalidayya wa li man dakhola baytiya mu’minan wa lilmu’miniina wal mu
’minaati wa laa tazidizh zhoolimiina illa tabaaro

“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan.” [Nuh:28]

Robbighfir lii wa li waalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiroo
“Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku dan kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.”
Mudah-mudahan kita bisa mengambil manfaat dari ilmu yang kita dapat dengan mengamalkannya setiap hari.
Amiin.

source : media islam.orid


Sabtu, 10 Oktober 2009

Alhamdulillah Ya Allah...

Alhamdulillah ya Allah
akhirnya kami mendapatkan kabar gembira tentang ibuk kami...
dia berhasil selamat walau sebagain dari rumahnya juga ikut hancur akibat gempa yang melanda kota Padang baru-baru ini...

Kami semua bersyukur akhirnya ibu dapat kembali pulang kebatam dan berkumpul dengan kami........ Semoga Allah selalu memberikan keselamatan bagi kami Semua.....

Ibuk bilang ..tidak perlu bersedih dengan apa yang sudah terjadi.. semua itu Kehendak dari Nya........Kami semua tertegun dengan apa yang dibilang ibuk... Sekarang kita ambil aja hikmah dari trategi gempa ini.. semoga kita bukan termasuk dari Hamba-HambaNya yang lalali dan tidak bersyukur... Aminnnnnnnnnnnnnn

Kamis, 08 Oktober 2009

Selamatkan Ibuk Kami



Ya Allah sedih kami mendengarnya...T_T
Salah satu Ibuk pengasuh kami sampai saat ini belum kembali kerumah karena dia merupakan salah satu korban bencana alam (gempa) di Padang. Kemarin Ia pulang bersama seorang anaknya yang juga tinggal bersama kami untuk menjenguk nenek disana....Sampai saat ini Ibuk belum kembali padahal sudah saatnya untuk bersekolah kembali...
Bunda dan kami telah mencoba mencari dan menghubunginya kemana-mana tapi sampai saat ini belum mendapat informasi yang jelas. Ia bukanlah orang kaya, tinggal jauh dari kota Padang.... Apakah ini menjadi masalah ?? hari ketiga Idul Fitri.. Ibuk pamit pulang kepadang.. ia sempat memasak kan kami sambal ikan..... kami semua menyalaminya sambil bercanda untuk jangan lupa membawa oleh-oleh.....ternyata musibah itu datang....
sekarang hanya doa yang bisa kami panjatkan...Ya Allah selamat kan Ibuk Kami...

Ibuk.. adalah orang yang sangat kuat.. dia rela berjualan koran untuk menyekolahkan anak-anaknya.. tetap sering kepanti untuk membantu memasak kan kami walau ia tidak mau tinggal bersama dengan alasan tidak mau menjadi beban buat BUNDA. Kami salut atas kerja keras nya.. bisa menyekolahkan anaknya sampai tamat SMU, hanya dua anak bungsu nya yang tinggal bersama kami sedangkan yang lain tetap tinggal di Padang.

Ibuk orang yang jujur dan baik....pantang baginya mengemis.. ia juga tidak mau menikah setelah suaminya meninggal 11 tahun yang lalu.. Impiannya hanya ingin membesarkan anaknya untuk menjadi "orang"....

Ibu,,, Kami rindu dengan sambal Ibuk.. kami rindu dengan logat Ibuk, Kami rindu semuanya.. Semoga Ibuk dalam keadaan baik disana..Bunda dan kami akan terus berusaha disini mencari Ibuk... Setiap malam surat yasin ini kami bacakan..Ibuk tolong kabarin kami segera... Kami cemas disini...

Ya Allah.. Terima lah doa kami...

note : gambar diatas hanya sebagai ilustrasi.

Sabtu, 03 Oktober 2009

Menyantuni Anak Yatim

Rasulullah saw bersabda,
“Sebaik-baik rumah orang-orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang disantuni (diperlakukan dengan baik), dan sejelek-jelek rumah orang-orang Islam adalah rumah yang di dalamnya ada anak yatim yang diperlakukan dengan tidak baik.” (HR. Ibnu Majah dan Bukhari dalam Adab Al-Mufrad).


Menyantuni anak yatim adalah akhlak yang mulia. Islam telah mendorong pemeluknya agar memiliki akhlak mulia. Salah satu akhlak mulia itu adalah menyantuni anak yatim. Sesungguhnya, anak yatim adalah manusia yang paling membutuhkan pertolongan dan kasih sayang. Karena ia adalah anak yang kehilangan ayahnya pada saat ia sangat membutuhkannya. Ia membutuhkan pertolongan dan kasih sayang kita, karena ia tidak mungkin mendapatkan kasih sayang ayahnya yang telah tiada. Jika anda melihat seseorang yang penyayang kepada anak-anak yatim dan menyantuni mereka, maka ketahuilah bahwa ia adalah seorang yang berbudi dan berakhlak mulia. Suatu ketika Saib bin Abdulloh rodhiyallohu 'anhu datang kepada Nabi shollallohu 'alaihi wa sallam, maka Nabi sholallohu 'alaihi wa sallam bersabda kepadanya :

"Wahai Saib, perhatikanlah akhlak yang biasa kamu lakukan ketika kamu masih dalam kejahiliyahan, laksanakan pula ia dalam masa keislaman. Jamulah tamu, muliakanlah anak yatim, dan berbuat baiklah kepada tetangga." [HR.Ahmad dan Abu Dawud, Shohih Abu Dawud, Al-Albani : 4836]

Dalam sebuah atsar disebutkan riwayat dari Daud 'alaihissalam, yang berkata :

"Bersikaplah kepada anak yatim, seperti seorang bapak yang penyayang." [HR. Bukhori]

Kasih sayang dan berbuat baik kepada anak yatim, sebagaimana yang telah saya katakan kepada anda, adalah sebagian dari akhlak dan moralitas orang-orang yang mulia. Itu tidak bisa dilakukan kecuali oleh seorang lelaki yang mulia, yang menghimpun banyak budi pekerti mulia, yang mencintai kebajikan. Abdullah bin Umar rodhiyallohu 'anhu tidak pernah memakan makanan kecuali dimeja makannya ada seorang anak yatim yang makan bersamanya. Jadilah orang seperti itu, saudaraku ! Seorang yang penyantun, lemah lembut, dan berupaya berbuat kebaikan kepada anak yatim, mengusap air mata mereka dengan tangan dan harta anda serta memasukkan perasaan gembira ke dalam hati mereka. Ketahuilah, bahwa jika anda mendapat taufiq untuk melaksanakan itu, maka anda benar-benar manusia yang beruntung.

==> dari berbagai sumber.

Kamis, 01 Oktober 2009

Sehabis Maghrib

Bunda selalu mengajarkan kami hal-hal baik.. walau kadang sebagai anak-anak kadang kami juga melakukan hal-hal yang membuat bunda marah...
contohnya.. sehabis solat magrib.. kami selalu membaca Surat Yasin dan membacakan doa-doa buat Ibu,Bapak,Kakak,Abang yang telah banyak membantu kami. Tapi kadang beberapa dari kami ada yang membaca sambil tertawa..tapi kami tetap ikhlas lo membacanya...Senang rasanya berkumpul bersama...Iya kan bunda^_^,,,

Ya Allah terimalah Doa kami...

...